Kamis, 31 Maret 2011
masa lalu kami.warisan nenek moyang kita.harus dipertahankan:)
Diposting oleh
arif ridhan
di
01.43
0
komentar
Rabu, 30 Maret 2011
The Maident Dukung PSSI Tandingan
YOGYAKARTA: Kelompok Mataram Independent (The Maident), Kelompok Suporter dari Yogyakarta, yang beranggota 1.200 menegaskan siap mendukung rencana dibentuknya PSSI tandingan andai kata Nurdin Halid tetap menjadi ketua umum PSSI.
“Jika itu membuat sepakbola Indonesia lebih baik, kami siap mendukung,” tegas Sekretaris I The Maident, Ardiles, Selasa (22/2).
Pihaknya mengaku telah dihubungi oleh kelompok-kelompok suporter yang lain mengenai rencana tersebut, seperti Surabaya, Malang, Semarang, dan Solo.
Namun, untuk sementara, Maident masih berjuang untuk menyuarakan agar PSSI melakukan revolusi besar di tubuhya dengan cara mengirim tiga anggotanya ke Jakarta untuk bergabung dengan kelompok-kelompok suporter yang lain.
Mengenai dua bakal calon yang lolos untuk maju dalam pemilihan ketua Umum PSSI, Nurdin Halid dan Nirwan Bakri, dinilai Ardiles, tidak akan membuat perubahan di tubuh PSSI. Menurutnya, kedua calon tersebut masih memiliki kedekatan yang erat dengan rezim yang sekarang memimpin.
Sementara itu, Direktur Galangpress, Julius Felicianus, ketika ditemui saat aksi penolakan terhadap Nurdin Halid sebagai ketua umum PSSI mengatakan, ada permainan yang dilakukan dalam pemilihan Ketua PSSI. Secara kualitas, dua calon ketua umum yang tersisih, yaitu Arifin Panigoro dan George Toisutta, lebih baik dari Nurdin Halid dan Nirwan Bakri.
Julius mengaku sulit menemukan hal-hal positif selama Nurdin Halid menjabat sebagai Ketua Umum PSSI. ?Sudah terlihat secara kasat mata kesalahan-kesalahan nurdin,? ucapnya saat aksi menolak Nurdin Halid bersama Forum Pecinta Sepak Bola yogyakarta, Selasa (22/2).
“Sebaiknya Nurdin mengundurkan diri,” jelas Nurdin.
Dengan kemunduran Nurdin Halid, dinilai dapat menyelamatkan sepak bola yang merupakan salah satu pemersatu bangsa dari politisasi.
Forum Pecinta Sepak Bola Yogyakarta dalam aksi penolakan terhadap Nurdin Halid di Perempatan Tugu, Yogyakarta tersebut menyampaikan 9 kebohongan Nurdin Halid.
1.menggunakan politik uang saat bersaing menjadi ketua umum PSSI pada November 2003.
2.Terindikasi jual beli trofi sejak musim 2003 bergulir.
3.Nurdin juga dituding sebagai biangkerok jebloknya prestasi Timnas ,
yakni tiga kali gagal ke semifinal SEA Games.
4.Membohongi FIFA dengan menggelar musyawarah Luar Biasa di Makasar 2008
untuk memperpanjang masa jabatanntya.
5.Melalui Nurdin Halid, PSSI memberikan laporan yang tidak jelas terutama
dana Goal Project dari FIFA setiap tahun.
6.Bahkan, di bawah kendali Nurdin pula banyak terjadi suap dan makelar
pertandingan yang melibatkan para petinggi PSSI.
7.Nurdin juga bertanggung jawab atas banyaknya pertandingan yang tidak
bisa digelar karena tidak mendapat ijin.
8.Dalam sejarah PSSI, Nurdin satu-satunya ketua yang memimpin dari balik jeruji besi.
9.Nurdin Halid terlalu banyak melakukan intervensi terhadap keputusan-keputusan Komisi Disiplin untuk kepentingan pribadi, termasuk.Nurdin adalah orang yang berperan dicoretnya George Toisutta dan Arifin Panigoro dari bursa ketua umum PSSI. (OL-12)
Diposting oleh
arif ridhan
di
07.02
0
komentar
Brajamusti & The Maident berdamai
Kapolresta Jogja, Kombespol Atang Heradi menekankan faktor keamanan dan ketertiban harus tumbuh menjadi milik bersama. Jika tidak, tegas Atang, pihaknya tidak bertanggungjawab mengenai persoalan keamanan. "Jika keduanya akan terus seperti ini maka kami tidak bertanggungjawab masalah keamanan," jelasnya.
Atang menegaskan sanksi yang disiapkan jika para pendukung setia PSIM ini kembali berseteru mendukung jagoannya berlaga. "Ada sanksinya, salah satunya izin pertandingan secara tertutup tanpa penonton,” katanya usai menggelar mediasi.
Atang mengajak kedua pihak untuk membuka diri dan menjalin komunikasi. Persoalan yang dinilainya menjadi pemicu seperti yel-yel dan kalimat saling ejek diharapkan Atang tidak lagi digunakan.
Dijelaskannya masalah keaman tidak saja milik para suporter ataupun penggemar bola. Melainkan milik warga Jogja yang mungkin tidak suka bola.
"Jika terus dibiarkan maka akan menjadi persoalan komplek. Bagaimana jika para orangtua takut menyekolahkan anaknya ke Jogja,” ujar Atang.
Pembentukan koordinasi laskar suporter dianggap Atang menjadi sangat perlu sebagai sistem kontrol internal suporter. Secara teknis koordinasi tersebut bertugas mengawasi masing masing anggotanya. Jika dinilai melakukan tindakan yang berlebihan maka tugas koordinator inilah yang bertugas untuk menarik.
"Saya berharap dengan adanya koordinator dalam supoter maka akan saling mengontrol. Kami optimistis masyarakat Jogja memiliki kesadaran ini,” jelasnya.
Dalam pertandingan PSIM melawan Persik Kediri pekan depan dijelaskan Atang akan menerjunkan personil lebih banyak. "Kami masih melihat situasi dan kondisi bagaimana setelah ada mediasi ini, yang jelas personil kami turunkan sekitar 400 bahkan bisa lebih,” tegasnya.
Tetap dijamin
Sementara itu, Setyo Hadi Gunawan dari The Maident berharap penyelenggaraan pertandingan tetap dijamin dengan pengamanan kepolisian. Faktor pemicu seperti adanya miras (minuman keras) dan sajam (senjata tajam) dikatakannya perlu untuk tegas dilakukan razia.
Sementara itu, menurut anggota The Maident, Heru, menyebutkan dia mengaku kecewa lantaran stakeholder terkesan menganakemaskan salah satu kelompok suporter. Beberapa kali mengirim surat kepada Walikota, dijelaskannya tidak pernah ada jawaban.
Pihaknya mengaku kerab tersulut dengan steatmen para pejabat daerah yang terkesan menyudutkan laskarnya lewat media. "Terkadang kami juga tersulut dan merasa kecewa dengan stetemen stakeholder di media,” jelasnya.
Sedangkan dari kubu Brajamusti, mengaku siap membuka tangan untuk peleburan kedua kubu yang semula satu nama ini. Salah satu perwakilan Brajamusti, Eko Satrio Pringgodani mengaku perpecahan yang terjadi saat ini justru memancing konflik.
Sedangkan Perwakilan Pengurus Brajamusti, Amin, menyebutkan kesepakatan kedua kubu suporter PSIM tersebut membutuhkan draf. Bukti kesepakatan secara konkrit. Menurutnya potensi konflik akan kembali muncul jika tidak ada bukti konkritnya.
Pihaknya juga menyayangkan masuknya unsur partai politik (parpol) ke dalam lapangan. "Kami kecewa kenapa satgas parpol kok bisa masuk,” katanya.
Hans Purwanto Manager PSIM mengaku tidak banyak memiliki wewenang atas keberadaan suporter. Jika masing masing kubu tidak menjaga keamanan maka sanksi tegas dari pimpinan daerah untuk tidak menggelar pertandikan dikatakan Hans dapat membubarkan PSIM. "Saya tidak mau mendengar lagi ada kalimat ejekan antar supporter PSIM,” tegas Hans.
Sedangkan di tempat terpisah, Ketua Dewan Pembina PSIM, sekaligus Walikota Jogja, Herry Zudianto mengaku telah menarik dukungan secara pribadi kepada PSIM, menyusul perpecahan suporter PSIM. Namun orang nomor satu di Jogja itu bakal kembali mendukung PSIM jika suporter PSIM telah bersatu kembali.
"Secara pribadi masih, saya akan kembali mendukung jika mereka sudah bersatu. Soal anggaran kan sudah diketok, jadi tetap jalan," ucap Herry di tempat yang sama.(Harian Jogja/Rina Wijayanti)
Diposting oleh
arif ridhan
di
06.46
0
komentar
PSIM Yogyakarta Ikut Tarung di Lapangan
TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Selain hujan, rusuh antarsesama suporter PSIM juga mewarnai laga PSIM Yogyakarta melawan Persikab Kabupaten Bandung, Senin (6/12/2010) sore, di Stadion Mandala Krida Yogyakarta yang berkesudahan 2-1 untuk tuan rumah. Rusuh itu terjadi saat pertandingan berlangsung 25 menit. Dari arah utara, para suporter yang menamakan diri Mataram Independen (Maiden) menyerang suporter Brajamusti yang berada di tribun timur sehingga terjadi saling lempar antarkedua suporter dan saling kejar. Insiden kerusuhan berhenti saat seluruh suporter Maiden keluar dari pintu tribun utara.
Di tribun timur, para suporter Brajamusti berlari menuju selatan. Akhirnya, seorang pria diamankan oleh polisi, sedangkan tiga lainnya luka-luka, satu di antaranya dibawa menggunakan tandu.
Kerusuhan menyebabkan pertandingan dihentikan, dan para pemain dari kedua tim dikawal beberapa angota Polisi Militer Angkatan Darat. Tiga puluh menit kemudian, pertandingan dilanjutkan lagi, meski harus molor dari jadwal yang telah ditentukan.
Diposting oleh
arif ridhan
di
06.30
0
komentar



